Seperti potretku,wajahku tetap seperti sebelumnya.Aku menyambut
hari itu dengan gembira seiring dengan mereka yang menyambut Hari
Kekasih.Tak pernah sebelumnya aku menyukai hari tersebut tapi tahun
ini,hari itu memberi sinaran pada hati ini yang kian lama malap.Jauh
disudut hati,ketakutan dan kerisauan mencucuk-cucuk tatkala mengenang
kisah dulu yang telah melukakan hati ini.Tapi akal ini nekad dan
bersungguh-sungguh memberi keyakinan bahawa hati ini mampu menanggung
kiranya kepedihan itu berulang.Hati ini juga dalam sekelip mata mengisi
seluruh ruang dengan cinta-cinta yang telah lama ditanamkan.Sayang itu
bangkit serta-merta dari perkuburannya yang saban hari disirami
kerinduan.Maka kerinduan itu kembali subur malah tumbuh mekar menggapai
cahaya cinta itu.Harapkan panas selamanya seperti terik matahari,tapi
awan hitam melintas hati ini.Semakin hari semakin kerap awan itu
melintasi.Akalku cuba sedaya upaya menerangi bahagia ini dengan suluhan
kesabaran.Kesabaran yang menuntut perubahan pada cinta itu.Tapi hati ini
sebenarnya masih belum cukup kebal untuk melindungi kebahagiaan itu.Dan
akhirnya titisan hujan jatuh bersama deraian airmata dan kembali
mengairi luka di hati ini.Namun cubaan menongkah arus kepedihan itu
tetap kuat.Semangat semakin kental demi kebahagiaan dan cinta ini yang
mendalam memenuhi ruang hati ini.Ya sayang,sesungguhnya kepedihan hati
ini kutanggung tatkala melihat riak-riak tanda awal hati ini bakal
ditinggalkan namun cinta itu menuntut kesabarannya untuk berubah.Nyata
sekali perubahan itu tidak jua kunjung tiba.Janji setia tetap
terawang-awangan di celahan awan hitam itu.Mana mampu tiupan hati ini
meniup awan itu jika saban hari ia melintasi pandangan mata.Hati ini
kini kembali nekad menguburkan jiwa yang mati ini.Lagi-lagi bila cinta
itu merestui untuk ditinggalkan.Hati ini pasrah dalam sebak.Semalaman
rasanya hati ini bertungkus-lumus mengorek liang lahad yang cukup dalam
untuk menguburkan jiwa kembali dengan lebih dalam.Kini akal telah
menyimpan memorinya sebagai pedoman agar akal sentiasa mengingati
kepedihan dari awan hitam itu.Tak mungkin lagi ada yang
seterusnya.Inilah yang terakhir buat hati ini,buat potret ini yang pasti
akan kesunyian sampai ajal tiba...
No comments:
Post a Comment